Sabtu, 04 Mei 2024
Sabtu, 04 Mei 2024
Akhir-akhir ini program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah menjadi sebuah polemik yang ciamik untuk kita diskusikan.
Di media sosial, netizen sempat mengeluhkan adanya penerima KIP Kuliah yang mampu menonton konser dan membeli produk elektronik yang bersifat tersier.
Belum lagi mengenai temuan mahasiswa yang minim prestasi dan berasal dari ekonomi mampu tapi justru dapat beasiswa KIP Kuliah ini.
Dunia pendidikan sedang ramai menyoroti beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK). Program ini merupakan perubahan dari program Bidikmisi yang sudah berjalan sejak tahun 2010 dan berubah menjadi KIP Kuliah pada tahun 2020. KIP Kuliah adalah bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang memiliki potensi akademik baik namun terkendala keterbatasan ekonomi.
Dunia pendidikan sedang ramai menyoroti beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK). Program ini merupakan perubahan dari program Bidikmisi yang sudah berjalan sejak tahun 2010 dan berubah menjadi KIP Kuliah pada tahun 2020. KIP Kuliah adalah bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang memiliki potensi akademik baik namun terkendala keterbatasan ekonomi.
Bantuan ini meliputi biaya kuliah sebesar Rp2,4 juta hingga Rp12 juta per semester dan juga uang saku dari Rp800.000 hingga Rp1,4 juta per bulan. Berdasarkan Pedoman Pendaftaran KIP Kuliah Merdeka 2023, besaran uang saku dibagi menjadi 5 kelompok klaster berdasarkan biaya hidup wilayah tersebut.
Rp. 800.000
Rp. 950.000
Rp. 1.100.000
Rp. 1.250.000
Rp. 1.400.000
Akhir-akhir ini ada banyak kasus yang mengemuka yang menunjukkan beberapa mahasiswa penerima beasiswa ini sebenarnya tidak memenuhi syarat atau bahkan tidak berada pada kelompok sasaran KIP Kuliah.
Dengan jumlah bantuan yang tidak sedikit, tentu banyak yang tidak terima jika ada mahasiswa “hedon” yang menjadi penikmat beasiswa ini. Viral di media sosial mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Jawa Tengah, penerima beasiswa KIP Kuliah, tetapi bergaya hidup mewah atau hedon. Di platform X, dia menerima berbagai macam hujatan gara-gara gaya hidup yang bertolak belakang dengan seorang penerima KIP Kuliah.
Penyalahgunaan KIP Kuliah dapat terjadi karena kurangnya pengawasan dan kontrol yang memadai terhadap penggunaan dana tersebut.
" Kasus penyalahgunaan dana beasiswa KIP-Kuliah adalah lonceng peringatan bagi kita semua. Ini bukan hanya masalah administrasi, tapi juga soal moralitas dan komitmen terhadap pendidikan yang adil", ujar Achmad Fauzan selaku Wasekum Bidang Kastrat IKAMI SULSEL Cabang Surabaya 2023/2024.
Dalam beberapa kasus, tidak ada mekanisme yang memadai untuk memantau dan mengawasi program ini. Dalam hal ini pemerintah perlu memperkuat mekanisme audit dan pelaporan penggunaan dana.
"Perbaikan tidak hanya diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan publik, tetapi juga sebagai investasi dalam masa depan bangsa. Sekarang kita harus bertindak untuk memastikan bahwa setiap dana beasiswa benar-benar mendukung impian pendidikan yang layak bagi mereka yang membutuhkan", jelas Fauzan. (4 Mei 2024).
KOMENTAR / UMPAN BALIK